Kesuksesan ekonomi sebuah negara tentu tidak luput dari kerja sama
pemerintah dan jajarannya. Dalam konteks Indonesia, tentu bukan hal
mudah untuk dilakukan mengingat saat ini gejolak dalam negeri begitu
banyak sehingga konsentrasi pemerintah terus terbagi. Dengan masalah
keamanan dan pembangunan dalam negeri, saat ini saja pemerintah
menargetkan 6,4 persen pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada 2011.
Tangan
dingin seorang menteri koordinator perekonomian yang mencetuskan
berbagai kebijakan ekonomi yang diyakini merupakan bagian dari program
pertumbuhan ekonomi nampaknya sangat berhasil perjalanannya. Sampai saat
ini Indonesia merupakan negara dengan iklim investasi yang baik, serta
menjadi salah satu negara dengan tujuan investasi bersanding dengan
negara-negara berkembang lainnya. Terbukti jika Indonesia kini lebih
dipandang dengan mata lebar oleh negara-negara tetangga.
Iklim
investasi sendiri sangat terasa di Indonesia sehingga para investor
asing sungguh bersemangat untuk berinvestasi dan tidak berkenginan lagi
untuk menarik kembali modal asing mereka. Globalisasi telah
menghilangkan batas-batas tradisional kedaulatan negara, di mana modal
tidak lagi memiliki bendera nasional. Dana mengalir dari satu negara ke
negara lain secara cepat, bergerak melewati batas-batas negara.
Untuk
Indonesia sendiri, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing yang kemudian diperbarui dengan Undang-undang No 25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal dapat dikatakan tonggak sejarah
pengintegrasian ekonomi Indonesia ke dalam perekonomian dunia. Tonggak
sejarah ini diperkuat dengan diterbitkannya Undang-Undang No 7 tahun
1994 yang meratifikasi perjanjian pendirian World Trade Organization
(WTO) pada November 1994. Ketiga undang-undang tersebut secara bertahap
membuka kran investasi ke Indonesia.
Perekonomian Indonesia saat
ini dapat dikatakan dalam kondisi sangat baik. Paling tidak ada beberapa
pencapai prestasi yang dapat menjadi indikator bagi hal tersebut.
Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat di tengah awan
kelabu krisis global yang melanda langit sebagian besar negara di Eropa
dan Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun
terus berada dalam trend positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama
beberapa tahun belakangan ini selalu berada di atas 6 persen. Pada tahun
2012, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,23 persen.
Target
pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2010-2014 adalah pertumbuhan ekonomi minimal mencapai 7%
pada tahun 2014. Kebutuhan terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan akan mendorong Indonesia menjadi negara 10 besar ekonomi
dunia pada tahun 2025 dan enam besar perekonomian terbesar dunia tahun
2050.
Kedua, produk domestik bruto Indonesia tahun 2012 menembus
Rp8.241,9 triliun. Pencapaian itu menjadikan pendapatan per kapita
Indonesia telah mencapai Rp33 juta (US$3.562) per tahun. Diperkirakan
pada tahun 2025 produk domestik bruto Indonesia telah berada di kisaran
USD4 triliun sehingga masuk dalam negara dengan penduduk berpenghasilan
tinggi dengan pendapatan per kapita sebesar USD14.250 sampai USD 15.500.
Ketiga, pertumbuhan menjanjikan kelas konsumen Indonesia. Belum
lama ini, lembaga konsultan McKinsey Global Institute merilis laporan
bertajuk “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential.”
Melalui laporan itu, McKinsey Global Institute memperkirakan kelas
konsumen Indonesia tumbuh menjadi 135 juta orang di tahun 2030 dari 45
juta orang pada tahun 2010.
Berdasarkan prestasi-prestasi di
atas, maka wajar jika tingkat investasi Indonesia sangat tinggi.
Realisasi investasi tahun 2012 mencapai mencapai Rp 313,2 triliun. Angka
itu 10,5 persen di atas target yang ditetapkan Rp 283,5 triliun. Jika
dibandingkan tahun sebelumnya realisasi investasi tahun 2012 meningkat
24,63 persen.
Berbagai pencapaian mengagumkan di bidang ekonomi
itu tidak pelak lagi turut mendongkrak nama Hatta Rajasa selaku menteri
koordinator perekonomian. Bahkan, belum lama ini besan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) itu mendapatkan penghargaan “The Rising Star”
dari majalah Men’s Obsession karena dianggap sebagai tokoh penting dan
berpengaruh dalam perekonomian Indonesia.
Sebelumnya Hatta juga
pernah memperoleh penghargaan di bidang Kebijakan Publik (Public Policy
Award) dari Asia Society. Penghargaan public policy award diberikan
sebagai bentuk apresiasi terhadap Kementerian Koordinator Perekonomian
atas peluncuraan Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) yang menjadi rencana induk pembangunan ekonomi Indonesia tahun
2011-2025. Asia Society menilai MP3EI sebagai salah satu bentuk
terobosan penting bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Agaknya
jabatan menteri koordinator perekonomian memang telah membuat nama
Hatta kian moncer sebagai salah satu pejabat politik pemerintahan
terkemuka di Indonesia. Bahkan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN)
ini pun mulai digadang-gadang sebagai calon presiden pada pemilihan
presiden tahun 2014 mendatang. Menarik ditunggu kiprah Hatta
selanjutnya, apakah bintang Hatta akan terus bersinar atau justru
meredup pasca pemilihan umum tahun 2014 mendatang?
Sumber :http://suar.okezone.com/read/2013/04/09/58/788471/pertumbuhan-ekonomi-dan-berkah-jabatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar