Tentu kita masih ingat sejarah konsep
ekonomi yang akan di bangun oleh para pendiri bangsa Indonesia, Para
pendiri sempat mencari Apa bentuk perekonomian yang paling cocok bagi
bangsa Indonesia? Para pendiri bangsa menyebut “usaha bersama”
berdasarkan azas kekeluargaan. Lalu, Bung Hatta menegaskan, bentuk usaha
bersama itu adalah koperasi. Bangunan Ekonomi Koperasi di Indonesia
mempunyai sejarah tersendiri dan panjang di Indonesia. Menurut Bung
Hatta, gerakan kebangsaan untuk menuju Indonesia yang mandiri dan
merdeka harus melaksanakan konsep ekonomi koperasi ini, sebab Koperasi
akan bisa membuat kemandirian dan ketidak tergantungan terhadap asing
atau kepentingan lainnya serta tidak mudah di dekte. Koperasi punya
persamaan dengan sistem sosial asli bangsa Indonesia (Ideginus),
yakni kolektivisme atau kolektiv kolegia, kebersamaan dan kekeluargaan.
Masyarakat gotong-royong Indonesia gemar tolong-menolong. Sementara
koperasi juga menganut prinsip tolong-menolong itu. Koperasi juga bisa
mendidik toleransi dan rasa tanggung-jawab bersama. Dengan demikian,
sangat tepat apa yang pernah di ungkapkan oleh Wakil Presiden RI
pertama, Bung Hatta “koperasi bisa mendidik dan memperkuat demokrasi
sebagai cita-cita bangsa, koperasi juga akan mendidik semangat percaya
pada kekuatan sendiri (self help). Setidaknya, semangat self help ini
dibutuhkan untuk memberantas penyakit “inferiority complex”
warisan kolonialisme. Lebih penting lagi, koperasi bisa menempa ekonomi
rakyat yang lemah agar menjadi kuat. Koperasi bisa merasionalkan
perekonomian, yakni dengan mempersingkat jalan produksi ke konsumsi,
koperasi merupakan senjata persekutuan si lemah untuk mempertahankan
hidupnya.
Perkembangan Serikat Buruh di Indonesia
kalau dibandingkan dengan waktu di zaman penjajahan boleh dikata telah
naik setingkat. Pada zaman penjajahan, serikat-serikat buruh tidak
memikirkan soal-soal mengenai nasib negara, tidak mau ambil peduli dalam
soal-soal politik, sebaliknya sangat takut pada politik.Yang menjadi
focus perjuangkan para kelompok buruh yakni semata-mata hanya perbaikan
nasib mereka para kelompok buruh yang menjadi anggotanya. Itupun tidak
tegas, jelas dan selalu ragu-ragu. Dan ini dapat kita mengerti bahwa
pada saat itu belenggu yang merantai Serikat-Serikat Buruh khususnya dan
Rakyat umumnya sangat kuat terutama dengan adanya pasal yang tersohor
yaitu 153, 153 bis dan ter serta pasal 161 dari Wetboek van Strafrecht
(KUHP). Karena jalan untuk menuntut perbaikan nasib terhadap kaum
majikan itu sangat sempit, terpaksa Serikat-Serikat Buruh mencari jalan
lain untuk berusaha memperbaiki nasibnya yaitu dengan jalan mengadakan
warung-warung koperasi. Maksudnya unutk mengentengkan beban hidup yang
sangat berat, supaya kebutuhan hidup buruh dapat dibeli dengan harga
sedikit murah dari pada di beli sendiri-sendiri. Maka kita sebagai
aktivis buruh, yang besar dari keringat kita sebagai buruh harus
perjuangan buruh di lihat dari semua unsur dan sektor, tidak hanya
melihat gerakan perjuangan buruh lewat sektor politik saja dengan
melakukan gerakan perusser kekuatan politik yang ada untuk merubah
kebijakan yang dianggapa merugikan kepentingnya, akan tetapi para
aktivis buruh di Indonesia harus mencari jalan perjuangan buruh yang
akan mengarahkan kepada lebih mandiri, kuat dan independensi. Tentu para
aktivis buruh melakukan trobosan-trobosan untuk mewujudkan kemandirian
gerakannya, yakni dengan membangun atau memiliki pondasi pejuangan
ekonomi yang kuat sebagai amunisi perjuangan buruh untuk mempertahankan
posisi independensinya dari pengaruh politik kepentingan manapun, tanpa
kemandirian ekonomi maka gerakan buruh akan dengan sangat mudah di
gembosi atau dilumpuhkan.
Cara membangun kemandirian ekonomi kelompok
buruh itu yakni dengan membangun Koperasi-Koperasi di setiap
basis-basisnya. Karena seperti penjelasan diatas kepana harus Koperasi,
karena Koperasi berlandasakan tanggungjawab bersama dan semangat
kolektivitas tersebut, kelompok buruh sangat memerlukan hal ini untuk
memperkuat dan memperkukuh kekuatannya.
Diantara keunggulan-keunggulan buruh menjadikan kekuatan ekonominya melalui Koperasi, yakni:
- Koperasi bisa dijadikan sebagai sebuah lembaga untuk memenuhi kebutuhan hidup para buruh dengan harga yang sangat murah dan bisa terjangkau oleh kalangan buruh itu sendiri.
- Koperasi bisa dijadikan pertahanan ekonomi kaum buruh, melalui koperasi bisa melakukan usaha kolektiv dengan cara menghimpun modal usaha, hal ini dapat dilakukan sehingga buruh bukan sekedar buruh, namun mendapatkan hasil dari keuntungan usaha yang dibangunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar